(23/03/2023) Debat kandidat calon Ketua dan Wakil Ketua Pasangan Calon (PASLON) nomor urut 1 dan Paslon nomor urut 2 Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Tadulako (UNTAD) yang diselenggarakan di Sekretariat Besar (Sekber) Fisip diwarnai kericuhan dan berakhir dengan ditundanya kegiatan Pemilihan Raya (PEMIRA) sampai waktu yang tidak ditentukan.

Menurut keterangan dari seorang yang berada dilokasi, kericuhan diawali saat tim sukses dari paslon 02 meminta Surat Keterangan (SK) kepanitiaan PEMIRA. Setelah diperlihatkannya SK tersebut pihak dari paslon 02 menentang jika pengurus inti dari Parlemen menjadi Steering Committee. Ketua Parlemen menyampaikan bahwa hal tersebut dikarenakan kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM), ditengah penyampaian itu salah seorang tim dari paslon 02 merekam ketua Parlemen dan hal itu ditentang oleh panitia keamanan PEMIRA, tetapi pihak tersebut tidak terima dihalangi, kejadian itu memancing emosi hingga saling pukul.     

“awalnya itu tentang tim kemenangan 02 menanyakan legalitas SK panitia PEMIRA ini. Dari ketua parlemen kasih tau kenapa pengurus inti parlemen menjadi steering committee dikepanitiaan ini karena kurangnya sumber daya manusia (SDM). Nah, ketika ketua parlemen ingin bicara terkait alasan tadi kenapa dorang merangkap jabatan, tiba-tiba dari tim kemenangan paslon 02 itu merekam. Nah dari panitia keamanan melarang untuk melakukan perekaman itu. Tiba-tiba lagi muncul yang dari luar datang mencekik yang menyuruh untuk tidak merekam itu. Disitu terjadi kericuhan, terjadi pemukulan. Untuk pemukulan ini kita tidak tau sudah oknum-oknumnya. Sampai disitu keluar kemudian bisa ditengahi oleh parlemen” Ucap Nazar (Nama Samaran) yang berada di lokasi kejadian.

“pertama sudah kondusif, tabagi yang didalam hanya Paslon, tim sukses dan tim saksi supaya kondusif. Ada juga tadi, masa dia mau ba video ketua parlemen, tapi saya bilang jangan ba video tapi dia ba video terus baru lantaran dia ba video terus tidak mau dia kasih ini, massa sudah marah ditambah juga dengan Yanto (nama samaran) tadi itu. Baru dia punya keos.” Ujar salah satu panitia ketika diwawancarai.

Setelah suasana mulai kondusif, Dr. Hj. Ani Susanti S.Sos, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan berdiskusi bersama pihak paslon 01 di Lapangan Fisip untuk meredam situasi. Namun pihak paslon 01 tetap bersikeras agar paslon 02 tidak diikut sertakan dalam PEMIRA ini, dikarenakan adanya kecurangan pada saat verifikasi berkas PEMIRA mengenai pemalsuan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK).

“Alasan mereka tidak sempat, tidak ada waktu,  terus dia bilang lagi kami tidak ada uang, saya bilang itu tidak memakai uang mengurus SKCK terburu waktu. Cuman saya bilang mari urus ulang SKCK mu, apa salahnya ibu disini sebagai Pimpinan ada kesalahan begitu untuk mengurus bukan kita mencari kesalahan orang nak, kalau ada waktu kita kasih kesempatan dia” Ucap ibu Ani saat mediasi.

Ditengah perbincangan tersebut terjadi lagi kericuhan dari arah Sekber yang menyebabkan suasana kembali memanas, hal tersebut dipicu oleh pihak 02 yang meminta agar debat tetap dilanjutkan. Dan terindikasi adanya pihak dari luar yang ikut campur mengenai masalah ini. 

“Sebenarnya kedua paslon ini aman – aman saja tadi sudah legowo juga Parlemen untuk melanjutkan agenda acaranya, cuman tau kenapa tadi tiba – tiba langsung konflik kembali kita tidak tau juga penyebabnya, kenapa bisa konflik? Cuman yang jelas tadi itu ada orang luar yang coba kasih ricuh. Ada orang luar yang dorang (mereka) panggil dan kemudian melakukan itu. Mereka tidak terima mengenai pendingan acara ini, hanya saja sudah di iyakan sama parlemen tadi untuk lanjutkan debat, cuman tetau kenapa disebelah ada yang coba melakukan konflik” Ujar salah satu mahasiswa yang berada dilokasi kejadian.

Setelah massa mulai tak terkendali Ibu Dr. Hj. Ani Susanti S.Sos, M.Si menyatakan bahwa debat calon ketua dan wakil ketua BEM FISIP UNTAD di pending. Dan pihak dari parlemen menyatakan kegiatan Parlemen Mahasiswa FISIP UNTAD di hentikan sementara sampai waktu yang belum ditentukan.

Reporter : Malik Fajar & Ali Akbar